Unlimited Backlink
English French German Spain Italian Dutch Russian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

TRANSLATION

Join The Community

Premium WordPress Themes

Rabu, 15 Februari 2012

Kata2 Terindah Ku

Bahagia
bukan
berarti
memiliki
semua
yang
kita cintai.
Bahagia itu
mencintai
semua
yang
kita miliki. -

Wanita yang kuat tidak menceritakan
masalahnya kepada dunia. Ia
menghadapinya dengan senyumam &
berbagi hanya dengan mereka yang
peduli

Hanya karena cara Tuhan tak dapat
dimengerti, bukan berarti cara Tuhan
salah dan caramu sendiri benar. -

Ketika masalah menghampirimu
hidupmu tanpa kenal lelah,
berserahlah kepada-Nya. Tuhan
mendengar doamu, bahkan yang tak
terucapkan olehmu.
Hanya ada satu sudut jagat raya yang
Anda bisa yakini perkembangannya,
dan itu adalah dirimu sendiri.
Jangan pernah ragu bahwa Tuhan
selalu berikan yg terbaik untukmu.
Ketika masalah terasa berat bagimu,
itu karena Dia percaya pd
kemampuanmu.
Tuhan telah melengkapi dirimu
dengan kekuatan tuk menghadapi
semua masalah. Memang tak mudah,
tapi kamu pasti bisa melaluinya.
PERCAYA!
Satu pelajaran penting tentang patah
hati: jika dia mampu menemukan cinta
yg baru, begitu juga dirimu!
Tak ada yg salah mengikuti kata hati,
tapi jika kamu selalu temukan dirimu
terluka karenanya, mulailah
mendengarkan logika.

Jangan terus menyesali masa lalu,
selama kamu mampu menjadikannya
sebagai pelajaran, kamu akan menjadi
pribadi yg lebih kuat di masa depan.
Kadang kamu memilih tuk terlihat
bahagia, karena tak ingin menjelaskan
mengapa kamu bersedih pada mereka
yg bahkan tak berusaha tuk mengerti
Menyerah itu sangat mudah. Tetapi,
jadilah pribadi yang kuat, yang terus
berjuang bahkan dalam keadaan yang
kurang menguntungkan.
Introspeksi diri memang perlu, tapi
jangan sampai terlalu menyalahkan
diri sendiri. Maakanlah diri sendiri dan
berbuat lebih baik.
Tak ada kesempurnaan. Yang ada
hanyalah kepuasan dengan apa yang
ditawarkan oleh kehidupan.
Terkadang, kamu tak akan pernah
bisa merasakan indahnya dicintai
dengan tulus, jika kamu tak pernah
disakiti.
Cinta menumbuhkan kejujuran dan
kepercayaan. Hawa nafsu
menumbuhkan kebohongan dan
penyesalan.
Seorg wanita sejati tdk menuntut, ia
berterimakasih. Seorg pria sejati tdk
berjanji, ia berkomitmen. -

Jangan pernah memberi seseorang
harapan, jika kamu tak ingin
memenuhinya. Lebih baik jujur meski
pilu, daripada bahagia tapi palsu.
Berusahalah untuk selalu bersabar
dengan segala hal. Namun yang
terpenting adalah bersabar dengan
dirimu sendiri.

Tak perlu terlalu lama menangisi yang
telah pergi, karena mungkin nanti
kamu akan bersyukur telah
meninggalkan yang kamu tangisi saat
ini tuhan mendengarmu wahyu.

Berusahalah untuk tidak menghitung
kesulitan, karena jika kamu terlalu
sering menghitungnya, kemudahan
akan terlihat biasa saja.
Jangan terlalu memaksakan diri untuk
melakukan segalanya dengan benar,
karena kadang kesalahan
membuatmu pribadi yang lebih baik.

Doaku hari ini: Tuhan, terima kasih
masih memberiku kesempatan untuk
menikmati indahnya pagi. Berikan aku
kebijaksanaan menjalani hari ini.
Cinta butuh waktu untuk tumbuh dan
berkembang. Maka bersabarlah,
jangan memaksa. Sabar akan
membuat cintamu dewasa. -

Cinta dan kesetiaan teruji ketika jarak
dan waktu memisahkan. Dan hanya
kepercayaanlah yang mampu
mempertahankannya.
Rencana Tuhan selalu berakhir
dengan kebaikan. Dan jika yang kamu
dapatkan belum baik, maka itu
bukanlah akhir.
Dengan selalu berupaya menjadi
orang baik dan melakukan yang
terbaik, maka kebaikan akan selulu
berada disekitarmu.
Sampai kapanpun, kamu tak akan
pernah temukan cinta, jika yang kamu
cari adalah kesempurnaan.
Perbedaan tak seharusnya
membuatmu berpisah, karena
perbedaan menyadarkanmu bahwa
kalian saling membutuhkan dan bisa
saling melengkapi.
Tak perlu kesempurnaan untuk bisa
berbahagia. Karena bahagia
sesungguhnya adalah ketika kamu
melihat apapun secara sempurna.
Tak perlu menunggu dicintai untuk
kemudian mencintai, tapi mulailah
untuk mencintai maka kamu akan
dicintai dan disayangi.

SULIT untuk jadi orang yang dicintai,
butuh pengorbanan, namun jika kamu
bersama orang yang tepat, segalanya
akan menjadi MUDAH!
Jangan berubah hanya karena ingin
dicintai seseorang. Jadilah dirimu
sendiri dan seseorang akan mencintai
kamu apa adanya.
Terkadang lebih baik merelakan dan
biarkan Tuhan yang menentukan.
Hanya Tuhan yang mampu
menyelesaikan berbagai masalah
hidupmu.

Hny butuh 1 tangan utk meraih, 2
tangan utk menggenggam. Hny butuh
1 hati utk mencintai, 2 hati utk
memaknai.

Setiap orang memerlukan dorongan
dan pujian untuk tumbuh. Jangan
cepat mencela. Ingat, kamu dapat
mengkritik tanpa harus mencela!
Pikirkan sebelum memutuskan. Karena
terkadang, yang kamu benci belum
tentu buruk, pun yang kamu suka
belum tentu baik.
Jangan memulai sesuatu yang tak
ingin kamu selesaikan. Jangan
menghentikan sesuatu yang belum
kamu selesaikan.
Percaya pd Tuhan saat semua terasa
mudah, itu biasa. Percaya pd Tuhan
saat semua terasa susah, itu luar
biasa. -

Hal pertama yg perlu diingat untuk
menjadi sukses: lakukan segala
sesuatu dari hati.
Org menyebut "Karma itu jalang". Kau
menyebutku "Jalang". Mungkinkah itu
berarti aku adl Karma-mu? :)
Terkadang cinta memang begitu
menyakitkan, tapi karena cinta juga,
kamu selalu temukan dirimu
tersenyum tanpa alasan.
Ketika dia yg kamu cinta
meninggalkanmu, jangan gunakan
matamu menangisi dirinya. Lebih baik
gunakan tuk mencari dia yg lebih
baik darinya wahyu
.
Hidup ini indah. Dan akan lebih indah
jika mau bisa membuat orang yang
kamu sayangi berbahagia.
Terkadang kamu harus menjauh dari
seseorang. Jika dia peduli, dia akan
menyadari. Jika tidak, kamu tahu
bagaimana menjalani hari.
Hidup akan selalu indah meski
seberapapun beratnya masalah jika
kamu tetap berbuat baik.
Tak ada alasan untuk tidak
mensyukuri nikmat Tuhan. Dengan
bersyukur, hidup akan terasa lebih
indah.

Napasmu kini, adalah hembusan
terakhir orang lain. Jadi berhentilah
mengeluh. Belajarlah tuk jalani
hidupmu dgn apa yg kamu miliki.
Jangan pernah berhenti bermimpi,
karena mimpi memberi asa dan
harapan dalam menjalani kehidupan.

Kata TIDAK BISA, akan membuatmu
berhenti berusaha. Kata BISA akan
membuatmu berusaha meski hasil
akhir belum tentu. SEMANGAT!
Sahabat adalah mereka yg bisa
melihat kamu terluka dari matamu,
ketika orang lain percaya dengan
senyum di wajahmu.

Jangan remehkan diri sendiri. Tak
seorangpun yg biasa-biasa saja. Yg
ada hanya mereka yg tak menyadari
betapa luar biasanya mereka.
Perubahan slalu datang dari dalam ke
luar.

Ubah dirimu dahulu supaya km
dapat mengubah hidupmu.
Tak ada yg tak mungkin selama kamu
yakin. Jangan pernah ragu dengan
kemampuan yg ada. Berusaha dan
berdoa. I am possible!

Seseorang tak akan pernah bisa
mencintaimu dengan tulus dan apa
adanya, jika kamu selalu
menyembunyikan kekuranganmu
darinya.

Hidup ini adalah pilihan yg kamu
putuskan. Jika kamu tak ingin terlihat
bodoh, jangan lakukan hal yg bodoh.
"Cowok" bisa menjanjikanmu seribu
kata. "Pria" berkomitmen kepadamu
tanpa sepatah kata.

Kadang kamu harus dengarkan kata
hati. Jangan tanyakan siapa yg kamu
cintai, tapi tanyakan siapa yg buatmu
bahagia dan dihargai.
Hanya karena kamu pernah gagal, tak
berarti kamu takut mencoba.
Percayalah, bahagia pasti datang
pada mereka yg tak pernah menyerah
Jika kamu belum temukan seseorang
yg tepat tuk hidupmu, bersabarlah.
Tuhan menunggu waktu yg tepat tuk
tempatkan dia dalam hidupmu wahyu.

Berusahalah untuk menjadi pribadi
yang baik. Tapi jika kamu merasa
telah baik, tak ada alasan yang
memperbolehkanmu untuk sombong.
Mencinta adalah membahagiakan satu
sama lain, bukan menuntut satu pihak
untuk membahagiakan pihak lain.
Hidup tak akan indah jika semua
sama. Dan perbedaan adalah untuk
saling melengkapi, bukan untuk saling
membenci.

Tuhan Maha Penyayang, Tuhan Maha
Penolong. Tapi pertolongan Tuhan tak
akan datang dengan sendirinya, kamu
harus tetap berusaha wahyu tuk dapatkan yg terbaik.

Semua kesempatan ada di depan
mata. Singkirkan segala rasa takut!
Hadapi segala rintangan, untuk
menuju keberhasilan.
Apa yg kamu ucap, itu yg akan terjadi.
Jika kamu berucap TIDAK BISA, maka
kamu tak akan bisa, jika berucap BISA,
kamu pasti bisa.

Kadang, meskipun kamu yakin telah
melupakannya, sebuah LAGU mampu
membawa semua kenangan indah
bersamanya kembali ke pikiranmu.
Kadang kamu memilih tuk melepaskan
seseorang, bukan karena berhenti
mencintainya, tapi karena kamu
menyadari dia tak peduli padamu.
Bahagia tak berarti kamu memiliki
segalanya. Itu hanya berarti apapun
yg kamu miliki, kamu tak pernah lupa
tuk mensyukurinya.

Tuhan punya 3 cara tuk jawab doamu:
1.YA, Dia berikan maumu.
2. TIDAK,Dia berikan yg lbh baik.
3. TUNGGU,Dia berikan yg terbaik.

Ketika seseorang jatuh cinta padamu,
ada dua hal yg sangat berarti
baginya.
1. Segala yg kamu katakan.
2.Segala yg kamu lakukan.

Cinta itu antara DUA hati, namun
selalu ada yg tak pintar menghitung
dan merusak rasa di antaranya.
Jangan menyerah hanya karena
sesuatu tak berjalan sesuai rencana.
Sesuatu yg berarti tak akan dengan
mudah kamu miliki.

Sesungguhnya dirimu lebih berarti dari pada bintang yang bertaburan di langit.
Mungkin bagi orang yang memahami dan menghargai apa arti cintamu.....wahyu.


Selasa, 14 Februari 2012

Rahasia Wanita


Tips Rumah Tangga Bahagia: Jauhi 8 Sifat
Istri yang Dibenci Suami
KUNCI utama rumah tangga bahagia
adalah adanya saling cinta dan kasih
sayang antara suami dan istri. Sang suami
akan menghargai dan memberikan
segenap cinta dan kasih sayang kepada
istrinya, jika kaum wanita pun
memberikan cinta dan penghargaan
kepada suaminya. Demikian pula
sebaliknya.
Agar istri tidak kehilangan rasa cinta dan
rasa hormat suaminya, maka seorang istri
harus mengetahui dan menjauhi sifat-sifat
wanita yang dibenci suami. Di antara sifat-
sifat tersebut yang paling menonjol,
sebagaimana ditulis Shabah Sa’id dalam
bukunya Az-Zaujah Al-Mubdi’ah wa Asrar
Al-Jamal, antara lain:
1. Istri yang sibuk dengan dirinya sendiri.
Istri seperti ini biasanya menjauhi segala
urusan suami, dan lebih mementingkan
urusan serta kegemarannya sendiri. Pada
dasarnya, istri seperti ini merasa nyaman
setiap kali dia bisa menyendiri, serta bisa
menjaga segala apa yang dia dengar, dia
lihat, dan dia sentuh untuk diri sendiri.
Boleh jadi hal ini merupakan akibat adanya
penyakit psikis yang membutuhkan
penanganan lebih lanjut.
…Istri seperti ini adalah istri yang
mengabaikan eksistensi suaminya.
Karena dia selalu tidak meminta
saran suaminya, atau tidak
melibatkannya dalam urusan
keluarga…
2. Istri yang suka mendominasi.
Istri seperti ini adalah istri yang
mengabaikan eksistensi suaminya. Karena
dia selalu tidak meminta saran suaminya,
atau tidak melibatkannya dalam urusan
keluarga. Dia senantiasa menjalankan
sendiri segala urusan keluarga dan urusan
rumah dengan tanpa memandang
pendapat suami.
Di sini, seorang suami akan merasa bahwa
jati dirinya telah hilang, sebab yang bisa
dia lakukan untuk kebaikan rumah atau
anak-anaknya hanya menyerah saja, atau
mengabaikan keberadaan dirinya. Pria
semacam ini, jika tidak memisahkan
dirinya dari istri seperti itu, bisa jadi dia
akan berusaha mencari, atau
mendapatkan apa yang dia inginkan
selama ini dari wanita lain.
3. Istri yang gemar berdusta.
Salah satu hal yang mesti dimiliki dalam
hubungan pernikahan adalah unsur
kejujuran dalam segala hal. Ini mengingat,
kejujuran merupakan salah satu pilar
ketenteraman dan kebahagiaan. Di luar
sana terdapat banyak wanita yang gemar
berdusta. Mereka menjadikan dusta
sebagai hobi atau sebagai dalih karena
takut sesuatu. Namun apa pun alasannya,
dusta dan tipu daya adalah dua hal yang
paling dibenci kaum pria. Meskipun
terkadang seorang pria menerima
tindakan dusta dari istrinya karena satu
atau lain hal, namun penerimaan seorang
suami terhadap sifat buruk itu biasanya
disertai dengan pandangan meremehkan.
4. Istri yang kejam/galak.
Istri semacam ini adalah istri yang begitu
mudahnya memberikan hukuman kepada
suaminya, ketika suaminya melakukan
suatu hal tertentu. Istri seperti ini terus-
menerus meresahkan suaminya, sebab
karakter permusuhannya tersebut. Selain
itu, istri seperti ini akan terbiasa
mengeluarkan kata-kata pedas, keras, dan
kasar kepada tetangga, teman-teman, dan
anggota keluarganya. Istri yang kejam,
tentunya menimbulkan banyak masalah
bagi suaminya, bahkan bagi anak-anaknya
pula. Sehingga tertanam dalam jiwa anak-
anaknya sikap tidak senang dan akan
menjauh dari ibunya.
…Istri galak, begitu mudahnya
memberikan hukuman kepada
suaminya, ketika suaminya
melakukan suatu hal tertentu. Istri
seperti ini selalu meresahkan
suaminya…
5. Istri yang menyulitkan.
Wanita semacam ini terbiasa hidup dalam
suasana kehidupan yang penuh dengan
perilaku buruk, gejolak rumah tangga,
senantiasa menciptakan benih-benih
perselisihan. Sebab setiap kata yang
terlontar dari mulut suaminya yang berisi
perintah terhadap hal penting yang mesti
dilakukan istrinya, ternyata istrinya malah
menepis semua perkataan suaminya dan
menolak bertanggungjawab atas hal itu.
Sehingga seringkali dia menciptakan
kesulitan dan menyulut pertikaian antara
dirinya dengan suaminya. Dalam kondisi
demikian, sang suami lebih
mengutamakan untuk menjauh dari
rumah, atau barangkali dia akan tetap di
rumah dan ikut-ikutan dengan sifat buruk
istrinya.
6. Istri yang pasif.
Istri semacam ini akan membiarkan dan
menyerahkan segala urusan kepada
suaminya, sehingga suaminya
menjalankan seluruh urusan keluarga dan
rumah tangga. Peran istri hanya terbatas
menjalankan instruksi-instruksi suaminya.
Dia senantiasa menyerah dalam segala hal,
seakan-akan dia menuntut suaminya agar
lebih berkuasa dengan tanpa berusaha
menunjukkan perannya atau
keberadaannya sedikit pun terhadap
suaminya, padalah dia adalah pasangan
hidup bagi suaminya.
7. Istri yang keras kepala.
Istri semacam ini adalah istri yang keras
kepala dalam segala hal, dan dia terus
berlindung di balik sifatnya yang keras
kepala itu. Sebab dia mendapatkan
kenyamanan pada dirinya ketika dia
bersikeras mengikuti pendapatnya,
sekalipun itu salah. Di samping itu, melalui
cara itulah dia mendapatkan kepuasan
diri. Misalnya, andai suaminya
menginginkan satu jenis makanan, dia
terus-menerus menyiapkan jenis makanan
lainnya, sekalipun sebenarnya jenis
makanan itu juga tidak disukainya. Wanita
semacam ini adalah wanita yang paling
dibenci kaum laki-laki.
…Istri yang keras kepala dalam
segala hal adalah wanita yang
paling dibenci kaum laki-laki…
8. Istri yang menggemari rutinitas.
Istri semacam ini adalah sosok yang
menganggap bahwa pernikahan adalah
akhir dari segala kehidupannya. Sebab
segala ambisi dan keinginannya telah
dipendam dalam-dalam pasca menikah.
Menurutnya, setelah menikah tidak ada
lagi keinginan dan ambisi. Dengan begitu,
dia beranggapan bahwa hari ini sama
dengan hari kemarin, dengan artian,
bahwa segala sesuatu dalam kehidupan
pernikahan hanya sarat dengan rutinitas
yang teratur dan monoton.
Hal-hal di atas adalah bagian dari sifat-
sifat istri yang paling dibenci kaum suami.
Oleh karena itu, hendaknya para istri
kembali meniti kembali gaya hidupnya
dengan menjauhi sifat-sifat di atas, demi
meraih kebahagiaan dan ketenteraman
kehidupan rumah tangga.


Kamis, 02 Februari 2012

Sifat Suami Tauladan 2

Siapakah khadijah?
Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.
Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.
Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya
Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.
Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.
Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w
Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata
Khadijah: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya)
Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti.
Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”
(Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban)
Khadijah: “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,”. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”.(Ia berhenti sejenak, meneliti).
Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat
Khadijah: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”.
khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.
Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.
Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya.
Rasulullah SAW: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu.
‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.
‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”
Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah:
Khadijah : “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak,aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.
Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.
‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”
Khadijah yang cantik
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya:
Nafisah : “Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?”
Muhammad SAW menjawab: “Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.”
Nafisah “Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?”
Rasulullah SAW: “Siapakah dia?” tanya Muhammad SAW.
Nafisah : “Khadijah!” Nafisah berterus terang. “Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!”
Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerimapemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.
Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.
Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.
Pernikahan Muhammad dengan Khadijah
Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.
Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad.
Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.
“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.
“Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini”. Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.
Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: “Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !”
Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa:
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
Dijamin Masuk Syurga
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”
Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.
Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.
Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.
Perjuangan Khadijah
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da’wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu’minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.”
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada “wanita terbaik di dunia,” Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu’minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.
Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.

Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]

Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :”Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539

By : Hadist Rasulullah


Sifat Suami Tauladan

Baitijannati. Suatu hari seorang nenek datang menemui Rasulullah SAW seraya bertanya “siapakah Anda wahai nenek?” Aku adalah Jutsamah al Muzaniah”, jawab wanita tua itu. Rasulullah SAW pun berkata : “Wahai nenek, sesungguhnya aku mengenalmu, engkau adalah wanita yang baik hati, bagaimana kabarmu dan keluargamu, bagaimana pula keadaanmu sekarang setelah kita berpisah sekian lama?”. Nenek itu menjawab : “Alhamdulillah kami dalam keadaan baik, terimakasih Rasulullah.”
 
Tak lama setelah nenek pergi meninggalkan Rasulullah SAW, muncullah Aisyah ra, seraya berkata : “Wahai Rasulullah SAW seperti inikah engkau menyambut dan memuliakan seorang wanita tua?” Rasulullah menimpali, “Iya dahulu nenek itu selalu mengunjungi kami ketika Khadijah masih hidup. Sesungguhnya melestarikan persahabatan adalah bagian dari iman.” 

Karena kejadian itu Aisyah mengatakan : “Tak seorangpun dari istri-istri nabi yang aku cemburui lebih dalam selain Khadijah, meskipun aku belum pernah melihatnya, namun Rasulullah SAW seringkali menyebutnya. Suatu kali beliau menyembelih kambing lalu memotong-motong dagingnya dan membagikan kepada sahabat-sahabat karib Khadijah”. 

Rasulullah SAW menanggapinya dan berkata : “Wahai Aisyah begitulah realitanya sesungguhnya darinya aku memperoleh anak”. Dalam kesempatan lain Aisyah berkata : “Aku sangat cemburu dengan Khadijah karena sering disebut Rasulullah SAW, sampai-sampai aku berkata “Wahai rasulullah SAW apa yang kau perbuat dengan wanita tua yang pipinya kemerah-merahan itu sementara Allah SWT telah menggantikannya dengan wanita yang lebih baik?” (maksudnya Aisyah –red wq) Rasulullah SAW menjawab : Demi Allah SWT tak seorang wanita pun lebih baik darinya, ia beriman saat semua orang kufur, ia membenarkanku saat manusia mendustaiku, ia melindungiku saat manusia kejam menganiayaku, Allah SWT menganugerahkan anak kepadaku darinya.” 

Itulah sepenggal kisah tentang kesetiaan hakiki, bukan kesetiaan semu. Kesetiaan imani, bukan materi. Kesetiaan yang dilandaskan rasa cinta kepada Allah SWT, bukan cinta nafsu syaithoni, kesetiaan suami kepada istri yang telah lama mengarungi rumah tangga dalam segala suka dan duka. 

Kecantikan Aisyah ternyata tidak begitu saja memperdayakan Rasulullah SAW untuk melupakan jasa baik dan pengorbanan Khadijah, betapapun usianya yang lebih tua. Kesetiaan inilah yang membuat cendikiawan muslim Nahzmi luqo mengatakan : “Ternyata kecemburuan Aisyah tidak mampu melunturkan kesetiaan Nabi kepada Khadijah, kesetiaan yang diteladani para pasangan suami istri, sekaligus sebagai pukulan KO (Knock Out) untuk para pecundang kehidupan rumah tangga yang menjadi faktor penghambat terwujudnya masyarakat berperadaban.”

Kesetiaan… kesetiaan… sekali lagi kesetiaan merupakan sifat dan karakter setiap mukmin sejati. Bukan kesetiaan duniawi , tetapi kesetiaan ukhrowi. Kesetiaan khas dengan nilai-nilai Ilahi : “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang beriman diri dan harta mereka dengan mahligai surga, mereka berperang di jalan Allah, mereka pun terbunuh atau membunuh. Adalah janji sejati atasNya di dalam kitab Taurat, Injil dan Al-Qur’an, siapakah yang lebih setia dari Allah SWT akan janjiNya. Bergembiralah dengan baiat (sumpah setia) yang kalian ikrarkan, itulah keberuntungan yang besar.” (At Taubah: 111)  
kesetian tidak mengenal waktu, keadaan dan tempat : jadi dlm keadaan apapun, bagaimanapun, dimanapun, atau sekalipun, yang namanya setia lebih mahal harganya seperti halnya dengan amanah.
Tulisan ini pernah dimuat dalam Majalah Safina No.11 Tahun I, Februari 2004
by :ariewayq


http://ariewayq.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.