Puji syukur kita haturkan kehadhirat Ilahi Robbi yang telah memberikan nikmat kepada kita terutama nikmat hidayah, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw., segenap sohabat dan keluarganya.
Setiap insan mendambakan mempunyai pasangan hidup (istri) yang sholehah. Istri yang sholehah itu yang bagaimana?
Pada zaman Rasulullah, Fatimah binti Muhammad bertanya kepada Baginda Rasulullah saw., siapakah wanita pertama yang masuk surga? (dalam benak Fatimah Insya Allah saya) Rasulullah menjawab: “Muntia’ah”. Fatimah penasaran, mencari Munti’ah untuk menanyakan amalan apa yang diperbuat sehingga menjadi wanita yang pertama kali masuk surga. (Setelah tahu rumahnya Fatimah berniat untuk bertandang ke rumah Munti’ah)
Fatimah : Assalamu ‘alaikum
Munti’ah : Wa ‘alaikum salam, siapa ya?
Fatimah : saya Fatimah binti Muhammad
Munti’ah : maaf Bu Fatimah, saya belum izin pada suami saya, kalau saya mau menerima tamu! Suami saya tidak ada di rumah. Besuk saja kemari lagi, saya akan minta izin pada suami dulu.
(Besuknya Fatimah datang lagi membawa anaknya yang masih kecil, yang bernama Hasan)
Fatimah: Assalamu ‘alaikum
Munti’ah : Wa ‘alaikum salam, siapa?
Fatimah : saya Fatimah
Munti’ah: siapa anak kecil itu?
Fatimah : Anak saya ; Hasan
Munti’ah: maaf Bu, yang saya mintakan izin kemarin hanya Bu Fatimah, si Hasan belum. Besuk datang kemari lagi akan saya mintakan izin untuk si Hasan
(Esuk harinya Fatimah datang lagi membawa 2 anaknya Hasan, dan Husein karena si Husein tidak mau ditinggal akhirnya diajak ikut serta)
Singkat cerita setelah beberapa kali bolak balik, akhirnya Fatimah dizinkan bisa bertamu ke rumah Munti’ah, walaupun rumahnya kecil sederhana tetapi tampak rapi bersih dan harum baunya. Fatimah masuk ke ruang makan, melihat di atas meja telah tersedia makanan tersusun dengan rapi, untuk menyambut suaminya. Fatimah tertegun ketika melihat cambuk yang tergantung di dekat ruang makan, Fatimah bertanya kepada Munti’ah untuk apa cambuk itu? Munti’ah menjawab cambuk itu sengaja saya siapkan, barang kali, saya dalam memasak/menyiapkan makanan kurang selera (kurang enak) bagi suami, saya rela dicambuk karena kesalahan saya belum bisa melayani suami dengan baik ( ini kiasan artnya siap di keritik dan di marahi dan tidak mungkin bagi suami yg soleh memukul istrinya akan tetapi memarahinya )
Dari cerita di atas dapat diambil hikmah bahwa seorang istri jangan sampai sembarangan menerima tamu, dan kalau menerima tamu harus sepengetahuan suami. Tatkala suami tidak ada di rumah, istri bisa menjaga diri, bila ada tamu laki-laki sendirian sebaiknya jangan disuruh masuk sebab bisa menjadikan fitnah dan setiap ada yang datang ke rumah supaya diberitahukan pada suami. Begitu juga di saat bepergian harus di tamani muhrimnya dan tidak sembarangan berjamjian sama orang apalagi sampai berpelukan dan yang lebih bahayanya di era moderen ini mereka janjian di hotel semudah menjual kacang di pasar.
Awal mula seorang istri nyeleweng ketika ditinggal pergi suaminya, karena sering menerima tamu laki-laki dan suaminya tidak diberi tahu (main belakang),tamu yang nyata ataupun tidaknyata di hand phone ataupun dunia maya.
Dalam Al-Hadits Sunan Annasa’i Rasulullah menjelaskan ciri-ciri isteri yang sholehah:” Manakah Isteri yang lebih baik (sholehah)? Nabi menjawab: menyenangkan ketika dipandang oleh suaminya, dan mentoati pada suaminya ketika diperintah, dan tidak menyelisihi ( malawan ) baik dirinya maupun dengan harta suaminya.
Menjadi seorang isteri harus pandai membuat suaminya merasa senang dengan penampilan dan perangai yang baik (akhlaqul karimah), mengetahui selera suami. Mentaati semua perintah suami selagi tidak ma’siyyat. Walaupn demikian sebagai suami tidak boleh semena-mena dengan istrinya perintah pada istri yang kiranya mampu dikerjakan oleh istrinya karena istri itu bukan budak melainkan pendamping hidup bagi suami, untuk saling melengkapi.
Seorang istri tidak boleh menyelisihi pada suaminya baik dalam dirinya, jika suami berkehendak istrinya supaya siap, dengan membangun komunikasi yang baik dengan suaminya, mengetahui kegemaran suaminya, dan suapaya transparan (jujur dan terbuka )dalam hal keuangan ataupun berita(suaminya mengetahui)
Perlu diketahui pula bagi para suami bahwa;” Semua kehidupan dunia ini merupakan kesenangan dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah istri yang sholehah”, (dijelaskan dalam Hadits sunan An-Nasa’i)
Dalam rumah tangga tentunya kita sebagai suami isteri menghendaki kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak (masuk surga), suapaya saling ingat mengingatkan menghidupkan musyawarah dalah rumah tangga, sehingga bisa dihindari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Kriteria bagi sorang isteri yang menjadi calon penghuni surga diterangkan dalam hadis nabi diantaranya:
1. Ketika seorang isteri telah melaksanakan sholat lima waktu.
2. Berpuasa di Bulan Romadhon
3. Menjaga farjinya kemaluan/kehormatan (hanya diperuntukkan pada suami yang tercinta)
4. Dan taat kepada suaminya.
Tolak ukur isteri yang sholehah bukan dari segi fisik melainkan dari budi pekerti.
Misal punya istri cantik, ramping, hidung mancung, kulit putih langsat, umumnya manusia senang, bangga. Akan tetapi kalau sudah berumah tangga kecantikan fisik tidak dibarengi dengan akhlak yang baik malah menjadi beban mental bagi suaminya. Isteri yang sholehah dapat kita cari, dengan melihat latar belakang pendidikan, terutama pendidikan agamanya, dari keturunan keluarga yang baik dan lingkungannya juga baik dan punya sifat akhlaqul karimah.
Dalam Al-Hadits Rasulullah menjelaskan:” Apabila ada seorang isteri meninggal dunia, dan suaminya ridho dengan isterinya, maka dia akan masuk surga. Pengertian ridho disini adalah suaminya senang dengan isterinya karena isterinya dapat menunjukkan keshalehannya kepada suaminya, bukannya suaminya senang dengan kematian bininya karena bininya susah diatur dan melawan pada suami, maka cepat cari pengganti itu bukan begitu maksudnya.
Dijelaskan pula dalam peristiwa mi’raj, Nabi Muhammad saw., diperlihatkan oleh Allah ke neraka kebanyakan yang disiksa adalah kaum wanita, sahabat bertanya,” Apakah mereka kufur pada Allah?” Dijawab oleh Nabi Muhammad,” Bukan”. Kebanyakan mereka kufur kepada suaminya. Suatu keluarga yang telah hidup rukun damai (sakinah mawadah wa rohmah), gara-gara ada suatu masalah yang menyebabkan mereka berselisih akhirnya isterinya berkata,” Selama saya berumah tangga dengan kamu, saya belum pernah merasakan bahagia. Kalimat inilah yang termasuk dalam kategori kufur kepada suaminya. Oleh karena itu syukurilah nikmat yang ada, dan jangan meniadakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Dan lebih celakanya seorang istri tega membuat susah suami sehingga mengalir air mata sansuami.
Demikian uraian singkat tentang isteri yang sholehah. Alhamdulillah Jaza Kumullahu Khoiran.
by: ariewayq malaikatnya para iblis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar